Senin, Mei 26, 2008

Simpati Buat Bintang

Apa khabar Bintang?
Seperti pada pemberitaan Jawa Pos, edisi Rabu 14 Mei 2008, Bintang siswa kelas dua MTs di Malang ini harus menjalani pemeriksaan di polres malang akibat tulisan-tulisannya di koran buatannya, Korap Cak dan di buletin sekolah serta selebaran-selebarannya.
Sungguh menggelikan teman kita ini harus menanggung tuntutan akibat perbuatan yang tidak dia ketahui akibat hukumnya gara-gara ekspresi spontan khas anak-anak. Ironis, karena yang menuntutnya adalah pengelola sekolah tempat dia menimba ilmu. Lha kalau begitu, selama ini mereka kemana? Ketika dunia pendidikan sudah mengarah ke basis kompetensi siswa, ternyata tidak ada perhatian terhadap kemampuan yang dimiliki siswanya. Apakah begini pembelajaran ala Indonesia. Wah, betapa tragisnya pendidikan di Indonesia.
Tak semestinya Bintang memperoleh perlakuan seperti itu.
Apa memang sudah tidak ada sekolah yang berkualitas di negeri ini?
Mengutip Margaret Mead : ''Nenek ingin saya memperoleh pendidikan, karenanya, ia tidak mengijinkan saya sekolah''. Apakah sekolah sudah seperti kata Margaret Mead?
Untuk semua pihak yang masih peduli dengan anak bangsa dan pendidikan untuk rakyat, semestinya tidak tinggal diam atas hal ini.